Perempuan itu berdiri tegak dengan setelan blazer dan celana hitam, terlihat profesional. Kaki kecilnya ditopang high heel berukuran lima centi terlihat ramping.
Jika dilihat dari tubuh kecil, tinggi mendekati seratus enam puluh senti meter, dapat dipastikan gadis tersebut memiliki berat tidak lebih dari empat puluh kilogram.
Mata tanpa riasan itu memandang lurus ke satu arah. Terlihat tegas namun tidak mengurangi segi kelembutan. Bibirnya tidak tipis tidak pula terlalu tebal tampak tersenyum simpul diulasi lipstik berwarna nude. Di pipinya tak terlihat pewarna. Hanya pulasan bedak berwarna cerah menyamarkan wajah.
Perlahan kudekati ia. Dia diam. Satu, dua menit kemudian aku mulai menyentuhnya, memandangnya, namun gadis itu masih tak bergeming. Menit berikutnya kupandangi lekat wajah manisnya, dan kami pun saling berhadapan. Matanya sedikit berubah. Tanganku mulai iseng, kutarik rambut yang berikat kuda, kepalanya sedikit bergerak. Namun ekspresi wajah si gadis tak berubah.
"Hhh," kuhela napas.
Gunting yang terletak lima senti di depanku seakan memanggil untuk segera kuraih. Perlahan ujung gunting ku tancapakan tepat di perut sebelah kiri si gadis. Selanjutnya ku ulangi hal yang sama ke perut sebelahnya. Terus ku lanjutkan aktifitas itu. Satu demi satu bagian tubuh si gadis kini telah tercabik.
Beralih ke bagian wajahnya, hidung, bibir, pipi dahi serta lehernya telah terpisah satu sama lain. Kedua telinganya pun telah ku pisahkan menjadi kepingan-kepingan hingga terserak.
Tidak butuh waktu banyak untuk meluluh lantakkan tubuh si gadis hingga menjadi potongan-potongan puzle.
Aku tersenyum setelah menuntaskan semua. Lega,,,
Selamat tinggal gambar-gambar tak berkerudung dan tertutup.
15.02.16
Tidak ada komentar:
Posting Komentar