MALL
Buat sebagian besar dari kita mall merupakan suatu tempat yang sudah tidak lagi bisa dipisahkan dari kehidupan.
Ya, gimana bisa dipisahkan, mall adalah tempat dimana kita bisa menemukan apa yang dibutuhkan. Dari fashion, pangan, buku, mainan atau hanya sekedar duduk-duduk sambil ngopi cantik bareng temen ngobrol sana-sini bahas gosip artis, gosip kantor atau curcol semua bisa ditemukan disini.
Mall dengan bentuk bangunan permanen megah, minimal berlantai dua, tapi jarang banget sih. Kalo mall cuma dua lantai, nggak masuk kategori mall kali ya...
Jakarta menurut info merupakan salah satu kota dengan jumlah mall lumayan banyak. Sebagai warga Jakarta agak miris menerima hal tersebut karena otomatis makin sedikit saja lahan terbuka untuk penduduknya yang konon kabarnya memiliki tingkat stress tinggi.
Ada sebagian orang berpendapat salah satu cara menghilangkan stress dengan jalan-jalan ke mall. Maaf jika saya tidak begitu setuju dengan hal ini, karena menurut saya dengan mengunjungi ke mall akan menyisakan stress setelahnya. Sebab, terutama kaum hawa. Niat awalnya cuma mau window shopping sambil singgah sebentar di kedai kopi atau es krim akhirnya tergoda beli ini itu, belum lagi kalau program diskon bertebaran. Tanpa sadar uang tunai pun ludes atau menambah tagihan bulan depan karena seringnya menggunakan kartu kredit. Nadzubillah...
Nah, untuk menghindari hal diatas, ada saran atau mungkin plesetan yang menyarankan saat masuk mall baca doa ke toilet, katanya sih supaya nggak tergoda dengan diskon atau barang serta pernak-pernik yang tertata cantik di etalase toko. Benar atau nggak silahkan dicoba. Saya sendiri pernah menerapkan tapi lebih sering nggak sih, karena lupa. Hehehe.
Yah, apapun pendapat teman-teman tentang mall kembali ke masing-masing. Kehadiran mall di fase kehidupan ini bisa jadi merupakan suatu peradaban baru. Dalam sebuah peradaban akan menimbulkan dampak positif maupun negatif.
Semoga kita termasuk orang-orang yang bisa menanggapi peradaban ini secara positif, sehingga kehadiran mall dapat melengkapi hidup bukan sebaliknya. Mari bijak menanggapi sesuatu yang baru, apapun itu.
Jejen, 28.2.16
Tidak ada komentar:
Posting Komentar